“
What? Masuk rumah sakit ? lalu yang kemarin kesini itu siapa ?”
“ Aku nggak tahu Rhy.”
“ Aku nggak tahu Rhy.”
Betapa
terkejutnya Nurhy mengetahui pacarnya Dirga masuk rumah sakit sejak satu minggu
yang lalu. “ Cowok yang mengikuti lomba itu ? Bukankah dia Dirga? Lalu yang
mengajakku kemarin jalan-jalan, bukankah dia Dirga ? nggak mungkin Dirga di
rumah sakit, padahal baru kemarin dia jalan-jalan sama aku.”, Tanya Nurhy pada
dirinya sendiri. Begitu banyak pertanyaan yang ingin Nurhy lontarkan pada
Sanya.
“ Lalu di rumah sakit mana Dirga sekarang ?”
“ Di rumah sakit Royal.”
“ Di rumah sakit Royal.”
Setelah
tahu nama rumah sakit itu, Nurhy langsung meninggalkan Sanya. Sambil berlari
Nurhy terus menangis. “ Ku harap apa yang diucapkan Sanya hanya bohongan.” Ucap
Nurhy dalam hati.
Sesampainya
Nurhy di rumah sakit, dia langsung menanyakan kepada pegawai disana apakah ada
pasien yang bernama Dirgantara Putra. Dan pegawai tersebut mengatakan bahwa
pasien yang bernama Dirgantara Putra sedang di operasi sekarang. Setelah itu
Nurhy langsung menuju ruang operasi, dan Nurhy melihat kedua orang tua Dirga.
“
Tante, Om, Dirga dimana ?”
“
Dia sedang di operasi di dalam.”, jawab Ayah Dirga.
“
Sejak kapan Dirga masuk rumah sakit Om ?”
“ Sejak satu minggu yang lalu Rhy. Kamu nggak tahu ya ?”
“ Apa Om ? Satu minggu yang lalu ? Terus yang kemarin jalan-jalan sama saya itu siapa Om ?”
“ Om nggak tahu Rhy. Tapi memang Dirga masuk rumah sakit sudah satu minggu yang lalu.”
Nurhy sangat terkejut mendengar penuturan Ayahh Dirga. Nurhy pun bertanya-tanya dalam hati, “Siapa ya yang kemarin jalan-jalan sama aku? Lalu siapa orang yang mengambil piala itu ?”. kejadian ini masih tanda tanya besar.
“ Sejak satu minggu yang lalu Rhy. Kamu nggak tahu ya ?”
“ Apa Om ? Satu minggu yang lalu ? Terus yang kemarin jalan-jalan sama saya itu siapa Om ?”
“ Om nggak tahu Rhy. Tapi memang Dirga masuk rumah sakit sudah satu minggu yang lalu.”
Nurhy sangat terkejut mendengar penuturan Ayahh Dirga. Nurhy pun bertanya-tanya dalam hati, “Siapa ya yang kemarin jalan-jalan sama aku? Lalu siapa orang yang mengambil piala itu ?”. kejadian ini masih tanda tanya besar.
Seorang dokter keluar dari ruang
operasi. Dan raut wajah dokter tersebut tampak tidak menyenangkan, sepertinya
dokter itu membawa kabar yang tidak baik. Dan benarlah dugaan Nurhy,
“
Maaf Pak, Bu, Dik, kami sudah berusaha semampu kami untuk melakukan yang
terbaik. Tetapi apalah daya kami, Tuhan telah berkehendak lain. Nyawa Dirga
tidak bisa kami tolong. Bapak dan Ibu yang sabar dan tabah ya. Ikhlaskan
Dirga.” Setelah mendengar ucapan dokter itu Nurhy langsung pingsan karena dia
tak kuat membendung kesedihannya.
“
Rhy, bangun Rhy.”
Nurhy merasa dengar sayup-sayup suara
itu. Dan perlahan-lahan dia mulai melihat suasana di tempat ini.
“
Sanya, San, Dirga dimana San ? Dirga dimana? Dirga baik-baik aja kan San ?”
Tanyanya panik pada Sanya. Namun Sanya
tak menjawab pertanyaan Nurhy. Dia tetap diam, tanpa mengeluarkan sepatah kata
pun dari mulutnya.
“
San kenapa kamu diam San ? Dirga nggak kenapa-napa kan San ? Dirga baik-baik
aja kan San ? San jawab pertanyaanku San.”
Ayah
dan Ibu Dirga pun memasuki ruangan Nurhy. Dan Ibunya Dirga memeluk Nurhy,
“ Sabar sayang, mungkin Dirga memang di kehendakkan
untuk menghadap-Nya sekarang. Sebenarnya Ibu juga nggak rela ditinggalkan sama
Dirga. Tapi Tuhan telah berkata lain Rhy, kita tidak bisa berbua apa-apa lagi.”
Nurhy hanya bisa menangis mendengar perkataan
Ibunya Dirga. Tak mampu dia ucapkan sepatah kata pun dari bibirnya. Nurhy hanya
sedih kehilangan orang yang sangat dia sayangi.
Keesokan
harinya Dirga pun di makamkan. Tanpa Nurhy sadari air matanya terus saja
menitik. Sanya pun memeluk Nurhy, sambil berkata,
“
Iya San.”
Lalu Nurhy dekati makam Dirga.
“ Ga, kenapa sih kamu ninggalin aku ? Kamu nggak
sayang sama aku ya ? mungkin benar, ini takdir dari Tuhan. Tapi tenang Ga, aku
masih mencintaimu dan aku akan selalu
mencintaimu. Semoga kamu di terima di sisi-Nya Ga.”, ucapku sambil menaburi
kuburan Dirga dengan bunga yang ku bawa. Setelah acara pemakaman usai, aku pun
pulang. Meninggalkan tempat pemakaman.
Sesampainya
di rumah, Nurhy langsung memasuki kamarnya. Dimana Nurhy dan Dirga sering membuat
cerpen dan puisi. Nurhy pun membaca satu persatu cerpennya yang selalu
didampingi olehpuisinya Dirga. Pemikat Hati, judul cerpen dan puisi yang
pertama dia buka. Nurhy teringat saat itu. Saat dia baru mengenal Dirga di
handphone aja. Dia nggak tahu bagaimana
wajah Dirga. Tapi dirga udah berani nembak Nurhy. Ya dengan gampang aja Nurhy
nolak Dirga. Karena Nurhy nggak tahu siapa Dirga. dann saat perayaan Bulan
Bahasa adlah hari pertama Nurhy mengetahui Dirga. Ternyata dirga anak kelas IPA
2 dan orangnya baik, keren ganteng dan dialah cowok yang pertama kali membuat
Nurhy terpana dan terpesona.
Lalu
Nurhy membaca cerpen keduanya, yang berjudul Munafik. Ini awal kisahnya dia
pacaran dengan Dirga. Setelah berulang-ulang kali dirga nembak Nurhy, namun
Nurhy tetap nggak mau nerima dirga. Karena Nurhy terlalu gengsi. Nurhy
terlanjur bilang sama teman-temannya kalau dia nggak kan pernah suka sama
Dirga. Tapi sebenarnya dalam hati Nurhy menyimpan rasa pada Dirga.
Setelah
itu Nurhy membaca cerpennya yang berjudul
First Love. Dia benar-benar ingat
kejadian itu. Saat Nurhy dan Sanya sedang di perpustakaan, dan tiba-tiba Dirga
datang. Dengan beraninya Dirga berani naik ke atas meja dan mengatakan bahwa
dirga suka, sayang dan cinta sama Nurhy. Betapa malunya Nurhy saat itu.
Sampai-sampai petugas perpustakaan marah, karena ada keributan. Dan nurhy pun
tak dapat menolak Dirga. Karena selain Nurhy memang mempunyai rasa, Nurhy juga
nggak tega nggak nerima dirga. Sampai segitu perjuangan dirga buat
dapatin Nurhy. Dan akhirnya dirga
pun dipanggil sama guru, dan di hukum.
Karena udah buat keributan di perpustakaan.
Lalu
Nurhy membaca lagi cerpennya yang judulnya I’m Bad. Kejadian ini sangat lucu.
Karena saat itu Nurhy jealous dengan Ibunya Dirga sendiri. Saat itu Dirga mengejar-ngejar dan terus
memanggil Nurhy. Tapi Nurhy nggak menghiraukan Dirga. Sampai-sampai dia dan
Dirga basah kuyup kejar-kejaran karena kebetulan saat itu hujan. Sungguh manis
kenangan itu.
Teganya
Dirimu, cerpen berikutnya yang Nurhy baca. Saat itu, Dirga menduakan Nurhy,
karena orang tuanya memaksa. Awalnya
Nurhy tidak peduli dengan alsan Dirga , dan dia pun memutuskan
hubungannya dengan Dirga. Hingga akhirnya gadis itu meninggal karena tumor hati
yang di deritanya, Nurhy baru mau
mendengar penjelasan dari Dirga.
Cerpen
selanjutnya berjudul Di Antara Kalian. Waktu itu Nurhy memutuskan hubungannya
dengan Dirga demi pria yang jauh lebih buruk dari Dirga. Semua Nurhy lakukan
karena temannya, tetapi Nurhy nggak mengerti kenapa Dirga tetap saja mau
menantinya hingga dia putus dengan pria itu.
Nurhy
pun pernah long distance dengan Dirga. Karena waktu itu Dirga harus pindah ke
Makasar mengikuti orang tuanya. Namun cinta Nurhy tak usai, karena masih ada
handphone yang menyambungkan Nurhy dengan Dirga. Dan Dirga pun mengatakan kalau
dia nggak akan pergi lama. Saat itu Nurhy membuat cerpen yang berjudul Setia.
Dan cerpen terakhirnya yaitu, I Love You
Forever, Nurhy teringat saat itu Dirga
memeluknya erat untuk yang pertama
kalinya. Dan dirga pun mengucapkan bahwa dirga sayang sama Nurhy untuk
selamanya. Sebelum pada akhirnya dirga meninggalkan Nurhy. Cerpen dan puisi
inilah yang Nurhy dan Dirga lombakan. Dan seharusnya ini menjadi kabar bahagia
buat Nurhy dan Dirga, karena cerpen dan
puisi ini mendapatkan juara satu.
Seketika
itu Nurhy teringat dengan pria yang mengambil piala saat pengumuman juara
cerpen dan puisi. “ Siapakan pria itu ?”, gumamnya dalam hati.
Keesokan
harinya Nurhy berangkat sekolah seperti biasa. Nurhy memasuki ruang kelasnya
yang memiliki banyak kenangan dengan Dirga. Dirga selalu ada setiap saat. Dirga
yang merangkul saat Nurhy sedih, dirga yang Nurhy ajak tertawa disaat Nurhy
bahagia, dan dirgalah peneman Nurhy saat membuat cerpen. Tapi kini, semua hanya
tinggal kenangan belaka. Dirga tak akan pernah kembali lagi ke sisi Nurhy.
“
Rhy, jangan ngelamun terus dong!”
“
Ah. Iya San. Oh iya aku mau nanya dong. Cowok yang waktu ini ngambil piala pas
juara puisi itu siapa ya ?”
“ Oh, itu. Namanya Eki. Kenapa ?”
“ Bukan Dirga ?”
“ Nurhy, 3 hari sebelum puncak acara Bulan Bahasa Dirga uda masuk rumah sakit. Giman juga dia mau ngambil piala ?”
“ Oh, itu. Namanya Eki. Kenapa ?”
“ Bukan Dirga ?”
“ Nurhy, 3 hari sebelum puncak acara Bulan Bahasa Dirga uda masuk rumah sakit. Giman juga dia mau ngambil piala ?”
“
Oh, iya-iya. Terus yang ku ajak jalan-jalan itu Eki juga ya ?”
“ Iya. Emang kamu nggak sadar ?”
“ Sumpah, ku benar-benar merasa pergi sama Dirga. Anterin aku cari Eki sekarang yuk!”
Nurhy pun menarik lengan Sanya. Dan berkeliling sekolah mencari Eki. Sampai di kantin Nurhy melihat Eki, dan dia langsung menghampirinya.
“ Iya. Emang kamu nggak sadar ?”
“ Sumpah, ku benar-benar merasa pergi sama Dirga. Anterin aku cari Eki sekarang yuk!”
Nurhy pun menarik lengan Sanya. Dan berkeliling sekolah mencari Eki. Sampai di kantin Nurhy melihat Eki, dan dia langsung menghampirinya.
“
Ki.”
“ Ya Rhy, ada yang bisa saya bantu.”
“ Iya, aku mau nanya. Kamu yang ngambil piala juara puisi itu ya ?”
“ Iy Rhy.”
“ Terus kamu juga yang jalan-jalan sama aku ?”
“ Iya Rhy, kan kamu yang minta.”
Nurhy langsung duduk lemas. Mengingat hari itu ternyata Eki yang di ajaknya jalan-jalan. Tapi saat itu Nurhy merasakan bahwa itu Dirga bukan Eki.
“ Ya Rhy, ada yang bisa saya bantu.”
“ Iya, aku mau nanya. Kamu yang ngambil piala juara puisi itu ya ?”
“ Iy Rhy.”
“ Terus kamu juga yang jalan-jalan sama aku ?”
“ Iya Rhy, kan kamu yang minta.”
Nurhy langsung duduk lemas. Mengingat hari itu ternyata Eki yang di ajaknya jalan-jalan. Tapi saat itu Nurhy merasakan bahwa itu Dirga bukan Eki.
“
Kok ngelamun Rhy ?”, Tanya Sanya padaku.
“
Benar Eki, bukan Dirga.”
“
ya kan memang Eki Rhy.”
“
Oh iya Ki, kamu tahu soal Dirga masuk rumah sakit?”
“ Tahu. Tapi dia nggak mau ngasi tahu kamu Rhy. Dia menyuruhku merahasiakannya padamu, dan dia juga menyuruhku untuk mewakilinya.”
“ Lalu kenapa kamu nggak bilang sama aku Ki ? Kamu tahu kan aku sayang banget sama Dirga ?”, tanpa ku sadari, aku pun menangis.
“ Tahu. Tapi dia nggak mau ngasi tahu kamu Rhy. Dia menyuruhku merahasiakannya padamu, dan dia juga menyuruhku untuk mewakilinya.”
“ Lalu kenapa kamu nggak bilang sama aku Ki ? Kamu tahu kan aku sayang banget sama Dirga ?”, tanpa ku sadari, aku pun menangis.
“
Maafin aku Rhy. Tapi itulah permintaan Dirga.”
“ udahlah, senua sudah terlambat. Lagipula Dirga udah nggak akan kembali lagi.”
“ Jangan marah ya Rhy.”
“ Nggak Ki, aku ngerti kok. Kamu kan hanya mengikuti keinginan Dirga. Ya sudah aku mau ke kelas duluya.”
Eki menganggukkan kepalanya. Nurhy dan Sanya pun meninggalkan Eki. Jujur dalam hati Nurhy kesal dengan Dirga. Kenapa Dirga nggak ngasi tahu Nurhy tentang penyakitnya. Kenapa juga Dirga merahasiakan kalau dirinya masuk rumah sakit. Padahal kan seharusnya Nurhy bisa menemani Dirga.
“ udahlah, senua sudah terlambat. Lagipula Dirga udah nggak akan kembali lagi.”
“ Jangan marah ya Rhy.”
“ Nggak Ki, aku ngerti kok. Kamu kan hanya mengikuti keinginan Dirga. Ya sudah aku mau ke kelas duluya.”
Eki menganggukkan kepalanya. Nurhy dan Sanya pun meninggalkan Eki. Jujur dalam hati Nurhy kesal dengan Dirga. Kenapa Dirga nggak ngasi tahu Nurhy tentang penyakitnya. Kenapa juga Dirga merahasiakan kalau dirinya masuk rumah sakit. Padahal kan seharusnya Nurhy bisa menemani Dirga.
“
Rhy, jangan terus larut dalam kesedihan.”
“ Gimana ku nggak sedih San, orang yang ku sayang udah pergi. Dia nggak akan kembali. Dan dia pergi tanpa sepatah kata pun untukku. Gimana aku nggak sedih coba.”
Sanya pun memeluk Nurhy. Dan Sanya hanya bisa menyuruh Nurhy untuk sabar. Saat Nurhy sampai di ruang kelasnya, dia melihat sesosok Dirga.
“ Gimana ku nggak sedih San, orang yang ku sayang udah pergi. Dia nggak akan kembali. Dan dia pergi tanpa sepatah kata pun untukku. Gimana aku nggak sedih coba.”
Sanya pun memeluk Nurhy. Dan Sanya hanya bisa menyuruh Nurhy untuk sabar. Saat Nurhy sampai di ruang kelasnya, dia melihat sesosok Dirga.
“ Dirga… Dirga…”, ucap
Nurhy menghampiri cowok itu. “ Aku sayang banget sama kamu Dirga. Jangan
tinggalin aku lagi ya Dirga.”, Nurhy langsung memeluknya dan saat Nurhy menatap wajahnya. Nurhy
melihat bahwa sosok Dirga itu tersenyum padanya. Dan dia berkata , “ Aku akan
selalu ada di hatimu Rhy. Cinta ku akan bersemayam di hatimu. Begitu pula
dengan dirimu yang akan selalu bersemayam di hatiku.” Semakin lama bayangnya
semakin memudar. Sedikit semi sedikit, hingga akhirnya pudar dann sirnah. Dan
ketika Nurhy mengerdipkan matannya, Nurhy dapat melihat dengan nyata bahwa
cowok yang dia peluk bukanlan Dirga melainkan Eki.
“
Ya Tuhan, Eki maafin aku ya!”
“
Nggak apa-apa kok. Masak di peluk cewek cantik nolak sih, hehehehe!”
“
Apa sih kamu, ah!”
“ Hehehe, oh iya ini ini surat yang pernah Dirga titip sama aku Rhy.
“ Hehehe, oh iya ini ini surat yang pernah Dirga titip sama aku Rhy.
Nurhy mengambil surat itu dari tangan
Eki. Tanpa mengucapkan sepatah katapun untuk Eki, Nurhy langsung menuju tempat
duduknya dan membaca surat itu.
Dear,
Nurhy sayang
Dalam
kalbu aku melihat cahaya
Seberkas
sinar keindahan dan keceriaan
Semua
terpancar dari wajahmu Rhy
Cintamu
bagaikan burung
Bebas
merdeka berterbangan di alam cintaku
Kasih
sayangmu bagaikan matahari
Selalu
menyinari jalan hidupku
Yakin,
bahwa kamu adalah surgaku
Engkau
adalah bidadari yang dititipkan Tuhan
Untuk
menjagaku
Percayalah…
Cintaku
tak’kan pernah sirnah walaupun ragaku telah terhempas badai
Cintamu
akan selalu terkubur dalam hatiku
Seperti
ragaku yang akan terkubur ini
Aku
cinta banget sama kamu Rhy
Maafin
aku udah ninggalin kamu tanpa sepatah kata
Karena
aku nggak ingin melihat linangan air mata menghancurkan keceriaanmu
Ku
akan jauh tenggelam dalam kebahagiaan
Apabila
dapat melihatmu tersenyum seperti sedia kala Nurhy ku sayang
By:
DIRGA
Orang
yang akan Selalu Menyayangimu
Tak
tahan Nurhy membaca surat dari Dirga. Sanya ikut menangis setelah membaca surat
itu. Nurhy merasa, kalau Sanya merasakan apa yang Nurhy rasakan.
Waktu
demi waktu berlalu, namun Nurhy tetap
saja terpuruk karena kehilangan Dirga. Tapi suatu hari saat Nurhy jalan-jalan
ke taman favoritenya dengan Dirga. Nurhy melihat sesosok pria yang mirip dengan
Dirga. Dan dia langsung memanggil pria itu,
“ Dirga.. Dirga… tunggu aku!”
Pria
itu tidak menghiraukan panggilan Nurhy, dia malah pergi meninggalkan Nurhy.
Tapi Nurhy tak menyerah, dia terus mengejar pria itu. Namun pria itu terus
berlari. Hingga akhirnya Nurhy sampai di sebuah gerbang yang nggak pernah Nurhy
temui sebelumnya di taman tersebut. Pria itu pun menoleh ke arah Nurhy, lalu
dia masuk ke dalam gerbang tersebut.
“
Aku tak pernah melihat gerbang ini sebelumnya.”
Saat Nurhy ingin memasuki gerbang
tersebut. Pria itu keluar dari gerbang tersebut dan melarang Nurhy untuk masuk.
“
Jangan masukl!”, teriak pria itu.
Nurhy langsung mengurungkan niatnya,
lalu pria itu menghampiri Nurhy.
“
Dirga, kamu Dirga kan ?”
“ Iya Rhy, aku Dirga.”
“ Ngapain kamu ke sana Ga ? balik ma aku yuk!”
“ Sorry banget Rhy, ku nggak bisa. Kita karang sudah beda Rhy. Nggak mungkin aku kembali.” Mendengar ucapan Dirga, Nuirhy langsung menangis.
“ Iya Rhy, aku Dirga.”
“ Ngapain kamu ke sana Ga ? balik ma aku yuk!”
“ Sorry banget Rhy, ku nggak bisa. Kita karang sudah beda Rhy. Nggak mungkin aku kembali.” Mendengar ucapan Dirga, Nuirhy langsung menangis.
“
Kenapa Ga ? kamu udah nggak sayang lagi ya sama aku ? atau kamu udah dapat yang
lain?”
Dirga hanya tersenyum,
Dirga hanya tersenyum,
“
Nggak Rhy, Cuma kamu satu-satunya yang ku sayang. Tapi mungkin kini kita belum
bisa bersama-sama.”
“ ya udah lo gitu. Terus kenapa aku nggak boleh masuk ke sana Ga ?”
“ Nggak Rhy, apabila kamu masuk kesana. Maka seketika itu juga kamu akan meninggalkan orang tuamu dan orang-orang yang menyayangimu.”
“ Benar ? Ya udah, kalau gitu aku mau masuk aja!”
“ ya udah lo gitu. Terus kenapa aku nggak boleh masuk ke sana Ga ?”
“ Nggak Rhy, apabila kamu masuk kesana. Maka seketika itu juga kamu akan meninggalkan orang tuamu dan orang-orang yang menyayangimu.”
“ Benar ? Ya udah, kalau gitu aku mau masuk aja!”
Nurhy pun menghampiri gerbang itu, dan
1 langkah lagi dia akan memasuki gerbang tersebut.
“
Jangan Rhy, kalau kamu sayang sama aku jangan lakukan itu.”
tak jadi Nury mengayunkan kakinya, Nurhy menoleh ke arah Dirga.
tak jadi Nury mengayunkan kakinya, Nurhy menoleh ke arah Dirga.
“
Mengapa Ga ?”
“
Apabila kamu masuk ke sana. Aku nggak akan jamin kalau kita akan bersama. Tapi
percayalah rhy, aku akan mendampingimu seumur hidupku.”
“ bohong! Kamu pembohong, penipu, kamu Jahat Ga. Kamu udah ninggalin aku sendirian. Kamu nggak punya perasaan.”, teriak Nurhy pada Dirga. Nurhy terus menangis, lalu Dirga menghampirinya.
“ bohong! Kamu pembohong, penipu, kamu Jahat Ga. Kamu udah ninggalin aku sendirian. Kamu nggak punya perasaan.”, teriak Nurhy pada Dirga. Nurhy terus menangis, lalu Dirga menghampirinya.
“
Rhy, aku nggak bohong, aku nggak seperti yang kamu bilang. Tapi semua ini
kehendak Tuhan rhy.”
“ Lalu kenapa kamu nggak bilang sama aku kalau
kamu sakit ? Kenapa kamu nggak bilang sama aku kalau kamu masuk rumah sakit ?”
“ Maafin aku Rhy. Aku Cuma nggak ingin lihat kamu sedih.”
“ Apa menurut kamu, dengan ninggalin aku tanpa bilang apapun itu nggak lebih sedih?”
“ Nggak kayak gitu Rhy. Aku hanya ingin melihatmu terdenyum seperti dulu.”
“ Maafin aku Rhy. Aku Cuma nggak ingin lihat kamu sedih.”
“ Apa menurut kamu, dengan ninggalin aku tanpa bilang apapun itu nggak lebih sedih?”
“ Nggak kayak gitu Rhy. Aku hanya ingin melihatmu terdenyum seperti dulu.”
“
Tapi nggak gitu juga caranya Ga!”
“
Nurhy sayang jangan marah. Lagipula semua sudah lewat. Dan sekarang kamu sudah
bisa lihat aku kan ?”
“ Iya Ga. Aku nggak akan marah. Rasa sayang aku lebih besar daripada amarahku.”
“ Thanks rhy. Aku sayang banget sama kamu.”
“ Iya Ga. Aku nggak akan marah. Rasa sayang aku lebih besar daripada amarahku.”
“ Thanks rhy. Aku sayang banget sama kamu.”
Ucap
dirga padaku.
“
Rhy, bangun Rhy…”
Tubuh
Nurhy terasa terguncang. Dia pun
terbangun dan dia melihat mamanya telah berada di samping tempat tidurnya.
Nurhy langsung terbangun dan melihat ke sekeliling kamarnya.
“
Ma, Dirga dimana Ma ? Gerbang itu dimana Ma ?”
“ Gerbang apa sayang ? tenang dulu, ini minum airnya.”
Nurhy pun langsung meneguk air itu, lalu kembali dia pertanyakan pertanyaan nya,
“ Gerbang apa sayang ? tenang dulu, ini minum airnya.”
Nurhy pun langsung meneguk air itu, lalu kembali dia pertanyakan pertanyaan nya,
“
Ma, Dirga kemana ? Ma Dirga masih disini kan Ma ? Aku mau cari Dirga Ma!”
Nurhy
langsung bangun dari tempat tidurnya. Menuruni anak tangga sambil
memanggil-manggil nama Dirga. Mamanya pun menyusul Nurhy, hingga akhirnya dia
tiba di halaman belakang. Nurhy berlutut memandangi langit sambil menangis.
“
Dirga, kenapa kamu ninggalin aku ? Dirgaaaaaa…………………….”
Mama pun memeluk Nurhy,
Mama pun memeluk Nurhy,
“
Sayang, sadar sayang. Dirga pasti sedih melihat keadaanmu seperti ini.”
“
Nggak Ma, tadi aku benar-benar melihat Dirga Ma.”
“ Sayang Dirga sudah tenang di sana. Dia nggak akan datang. Sekarang kita masuk yuk!”
“ nggak ma. Aku mau nunggu Dirga. Aku yakin Dirg akan datang.”
“ Sayang Dirga sudah tenang di sana. Dia nggak akan datang. Sekarang kita masuk yuk!”
“ nggak ma. Aku mau nunggu Dirga. Aku yakin Dirg akan datang.”
Nurhy menangis histeris, mamanya pun tampak
panic dan ikut menangis. Tiba-tiba Nurhy melihat sebuah bayangan. Lalu dia
melepas pelukan mamanya dan langsung mengejar bayangan itu.
“ Ma, itu Dirga Ma.”
Nurhy
langsung berlari dan terus berlari mengejar bayangan tersebut. Dia tak menghiraukan panggila mamanya. Dia teus saja berari dan memanggil
nama Dirga. Namun bayangan itu melesat dengan cepat. Begitu pula dengan truck
yang menyambar tubuh Nurhy saat mengejar bayangan itu. Dan nyawa Nurhy pun
akhirnya tak dapat tertolong lagi. Tubuh Nurhy terhempas jauh dari lokasi dia
di tabrak.
Mama
Nurhy terus menangis menyaksikan keadaan Nurhy yang kini telah terkulai lemas
tanpa nyawa. Keesokan harinya Nurhy langsung dimakamkan, dan makam Nurhy
bersebelahan dengan makam Dirga.
“
Semoga kalian berdua bisa bersatu lagi di sana.”, ucap Sanya saat Nurhy di
makamkan.
By:
Dede (Aph 1)
0 komentar:
Posting Komentar