CINTAKU BERSEMI SEJAK PAWAI OGOH-OGOH

Sabtu, 17 maret 2012

“ Ma, Angel besok mau nonton pawai ogoh:ogoh. Boleh nggak Ma ?”

“ Di mana sayang ? “

“ Di lapangan dekat sekolah besok  aku Ma. Boleh ya Ma, please! “

“ Iya, iya. Tapi hati-hati ya, ntar kamu di tabrak sama ogoh-ogohnya. “

“ Sip dech Ma . “

            Senang dech di izinin sama Mama buat nonton besok, jadi nggak sabar. Sebenarnya aku itu asli Bali dan beragama Hindu. Pasti yang baca ini agak-agak bingung kenapa nama aku bisa Little Angel.barat banget kan nama aku ? tapi yang pati aku itu anak Bali asli.

            Nggak sabar pingin waktu cepat berlalu. Soalnya aku udah penasaran banget. Gimana ya kemeriahan menyambut hari raya Nyepi ? pasti asyik dech!

            Akhirnya yang ku tunggu-tunggu datang juga. Alarm HPku berbunyi, menunjukkan ini sudah jam 5.30 pagi. Aku pun bangun dan bersiap-siap untuk acara entar. Sebenarnya aku janjian jam 8 pagi. Tapi karena udah nggak sabar jam segini pun aku udah siap-siap. Setelah selesai merias diri, aku membuka  jendela kamarku, melihat ke sekeliling rumah sambil menghirup udara pagi yang belum ada polusinya. Hemmm, sejuk banget. Mentari pun menyinari pagi hari ini dengan lembut. “ hemm, sejuk banget udara pagi ini !”, pikirku dalam hati.

“  Angel, di cari sama Dewi dan Sari. “

“ Iya Ma. “

            Aku pun keluar dari kamarku menghampiri Mama, Sari dan Dewi.

“ Huuh, Mama selalu saja ganggu padahal Angel sedang menikmati udara pagi. “

“ Lo kok mama yang salah ? kan kamu sudah janjian sama teman-teman kamu. Udah berangkat gihsana, nanti lewat acaranya. “

“ Nggak mungkin tante, acaranya kan sampai sore.” Dewi pun ikut bicara.

“ Ya udah dehc MA. Angel berangkat dulu ya. “

“ iya. Sari, Dewi, jagain Angel ya, kalau nakal cubit aja.”

“iya Tante. Kami berangkat dulu ya. “

            Kami bertiga pun meninggalkan rumahku. Ternyata di sana sudah ramai banget. Penyakit ku keluar lagi dech.

“ Wik, ramai banget sich ?”

“ lo sepi, bukan pawai namanya Ngel. “

“ ya Ngel, kamu gimana sich. “

“ tapi aku malu tahu. “

‘ udah tenang aja. Kan ada aku sama Dewi. “

“ iya dech!”

            Kenapa ya aku itu pemalu. Makanya aku itu nggak tahu apa itu ogoh-ogoh secara aslinya. Kalau di TV-TV sich aku sering lihaat.

Acaranya pun dimulai, orang-orang berlari mendekat ke pinggir jalan. Begitu pula aku, Dewi, dan sari. Pas aku sampai di pertengahan jalan, tiba-tiba sepeda motor datang dari arah belakang menabrakku. Aku dan pengendara sepeda motor itu pun terjatuh. Sari dan Dewi menghampiriku, lalu ku lihat banyak orang mengerumuniku. Dan aku nggak tau apa yang terjadi karena aku pingsan.

“ Angel bangun dong. “

            Sekilas ku dengar suara itu. Dan aku tahu persis siapa pemiliknya. Pelan-pelan ku buka kedua kelopak mataku. Ku lihat Mama, Sari dan Dewi berdiri di samping tempat aku tidur di kamarku.

“ ma Angel di mana ? “

“ Angel di rumah, tadi Angel pingsan. “

“ Ma, ogoh-ogohnya sudah selesai ?”

“ Belum Ngel, yang di arak baru tiga, masih ada dua puluh dua ogoh-ogoh lagi. “, Dewi mwnjawab pertanyaanku.

“ Nonton lagi yuk Wik! “

“ Emang kamu nggak kenapa-kenapa Ngel ?”

“ Nggak Wik, aku baik-baik aja kok. “

“ Gimana Tante ? “, Dewi pun meminta jawaban dari Mamaku.”

“ iya, kalau Angelnya memaksabmau apa lagi. Mama izinin, tapi hati-hati ya Ngel. Jangan sampai di tabrak lagi.”

            Betapa senanngnya hatiku Mama ngizinin aku buat nonton lagi. Tiba-tiba seorang cowok memasuki kamarku.

“ permisi tante. “

“ iya silahkan masuk. Ngel, pria ini yang mengantarmu pulang. “

            Aku menoleh pada pria itu.

“ terimakasih ya.”

Sama-sama. Aku Cuma mau minta maaf sama kamu. Soalnya tadi aku kurang hati-hati.”

‘ iya, nggak apa-apa kok. Lagipula aku nggak kenapa-napa kok.”

“ syukur dech,owh iya. Kamu mau nonton lagi ? aku temenin ya ?”

“ makasih. Tapi aku udah sama teman-teman aku kok. Aku.”

“ nggak bisa. Aku tetap merasa bersalah sama kamu.”

“ ya udah.”

            Setelah pamitan sama Mamaku, kami berempat pun berangkat. Di jalan aku dan pria itu mengobrol tentang ogoh-ogoh. Sebenarnya sich aku Cuma jadi pendengar aja. Soalnya aku nggak tahu tentang ogoh-ogoh.

“ oh iya, dari tadi kita ngobrol terus. Aku sampai lupa nanya.

“ nanya apa? “

“nama kamu siapa ya ? “

“ oh, ku kira nanya apaan. Namaku Angel. Kalau kamu ? “
“ nama ku Dharma. Kamu orang luar ya ? “
“ nggak kok. Emang kenapa ?”
“ nama kamu tu kayak……”

“ kayak orang barat ya ?”
“ Iya gitu dech!”

“ ya ku tahu kamu akan nanya kayak gitu. Karena dari dulu banyak orang yang nanya gitu juga.tapi aku asli Bali kok. “
“ oh iya-iya, nama lengkap kamu siapa ?”
“ ah, kamu nggak perlu tahu itu.”
“ kok gitu ?”
“ ya gitu aja. Ku bar tahu kalau ogoh-ogoh tu kayak gini.”
“ emang dulu nggak pernah nonton pawai ogoh-ogoh Ngel ?”
“ nggak. Aku jarang di kasih keluar rumah. Ini tumben-tumbenan banget aku di kasih keluar.”
“oh”

            Aku sama Dharma asyik banget ngobrol. Sampai aku nggak tahu dimana Sari dan Dewi. Aku juga kalu tadi ke sini sama mereka.

            Aku nggak nyangka ternyata Dharma asyik banget di ajak ngobrol. Walaupun awalnya dia yang nabrak aku, tapi dari kejadian itu aku bisa kenal cowok baik kayak Dharma. Seneng dech         !

            Nggak terasa waktu cepat banget berlalu. Hari udah semakin malam, pawainya juga sudah selesai. Aku pun pulang di antar sama Dharma. Setlah sampai di rumahku, Dharma pun langsung pamitan pulang. Tapi sebelum dia pulang kami tukaran nomor HP. Ya siapa tahi aku sama dia bisa temenan gitu!

            Setelah kejadian itu, aku jadi nggak ngerti sama diriku sendiri. Aku itu jadi semangat, happy dan selalu mengharap di SMS sama Dharma. Ada apa ya ssama aku ?Aku semakin nggak ngerti sama perasaan ini.

            Hari ini adalah hari pertama aku sekolah lagi. Setelah 3 hari libur.  Pagi-pagi buta aku sudah di jemput sama Dewi dan Sari. Mereka berdua memang rajin banget sekolah. Dan tumbe sekarang aku yang nunggu mereka. Soalnya jam 5.30 aku sudah selesai merias diri. Biasanya juga mereka yang marah-marah nun gguin aku, soalnya aku itu kan males bangt! Tapi hari ini berbeda,, ntah kenapa aku semangat kayak gini. Dan feeling aku bilang kalau aku bakalan ketemu lagi sama Dharma.

            Setelah pamitan sama MAmaku tersyang, aku pun verangkat ke sekolah dengan Dewi dan Sari. Setelah sampai di sekolah, aku melihat seorang cowok menghampiriku. Dan ternyata itu Dharma.

“ Dharma ?”
“ iya Ngel, ini aku Dharma. Kok bengong ?”
“ah, nggak kenapa kok. Kamu sekolah di sini ?”
“ iya, mulai hari ini.”
“ oh, pantasan kemari-kemarin ku nggak pernah lihat kamu.”

            Dharma hanya tersenyum. Aku Dharma, Sari dan Dewi berjalan menuju ruang kelas. Hanya Dharma yang nggak tahu di mana kelasnya. Ya iyalah nggak, dia kan belum dapat kelas. Setelaah aku meletakkan task u, aku mengajak Dharma jalan-jalan menglilingi sekolah. Banyak ku lihat cewek-cewek yang memperhatikan Dharma. “ Huh, dasar cewek ganjen. Nggak bisa lihat cowok gantengan dikit.” Gumamku dalam hati. Tiba-tiba seseorang menarik tanganku.

“ Ngel siapa itu ?”
“ Huh Ita, untung nggak jatuh. To the point banget sich. ?”
“ ye biarin. Kenalin dong. Ganteng banget dia.”
“ dasar loe ah, nggak  bisa lihat yang gantngan dikit. Inget-inget pacar kamu.”
“ iya, aku udha inget kok. Kenalin dong.”
(memegang tanganku sambil terus menatap Dharma.)

“ iya-iya siini ikut aku.”

            Ita pun mengikuti aku. Ita cewek cantik dan terkenal playgirl ini paling nggak bisa kalu nggak kenal sama cowok yang ganteng. Maklum dia kan playgirl, jadi paacarnya pasti banyak. Sekarang aja pacarnya hanya 5 yang ku tahu, belum lagi yang aku nggak tahu. Masak Dharma mau di embat juga, aku nggak rela!

“ Dhar, kenalin ini teman aku Ita.”
“ oh, iya-iya.”
            Dharma memandang Ita, begitu pula sebaliknya. Mereka berdua berjabat tangan. Astaga, tanganya dharma nggak di lepas-lepas sama Ita. Hati aku jadi panas. Tiba – tiba seseorang memanggil Ita.

“ Ita ngapain kamu ?”
            Aku, Ita dan Dharma menoleh ke arah suara itu. Cepat-cepat Ita melepas tangan Dharma.

“ Aku nggak ngapa-ngapain Beb.”
“ awas ya kalau kamu sampai suka sama cowok itu.”
“ nggak kok beb. Diakan pacarnya Angel.”
“ What ?”, spontan kata itu keluar dari mulutku. Ku nggak nyangka kalau Ita bakalan bilang aku pacaran sama Dharma.

“ kenapa Ngel ?”, Tanya Dharma padaku.

“ nggak kenapa, pergi yuk!”

            Darma hanya menganggukkan kepalanya.

“ Ta, aku tinggal dulu ya.”

“ iya Ngel.”
            aku berjalan-jalan sama lagi sama Dharma.

“ angel, kok kamu diam aja ?”
“ ah, nggak kenapa kok Dhar.”
“ oh, ya udah.”

            Lonceng pun berbunyi tanda pelajaran segera di mulai. Aku pun mengantar Dharma ke ruang guru. Setelah itu ku pun bergegas ke ruang kelas.

            Setelahbeberapa menit menunggu, guru yang kami nanti pun masuk ke ruang kelas. Dan di ikuti oleh seorang cowok yang tidak lain lagi adalah Dharma. Seusainya Dharma memperkenalkan diri dia pun di suruh untuk duduk. Karena kebetulan teman sebangkuku sudah selesai sekolah, jadi Dharma pun duduk denganku. Bahagia banget hatiku bisa dekat terus sama Dharma.

            Hari-hari berlalu begitu cepat. Tak terasa sudah satu bulan sudah ku mengenal Dharma. Setiap hari dia mengantar jemput aku. Karena jalan yang kita lalui satu jalur. Dan aku sudah yakin dengan perasaanku, bahwa ku memang suka dengan Dharma. Tapi ku taktahu bagaimana perasaan Dharma padaku. Ku harap sich dia juga sama aku.

            Di sore hari yang cerah, saat ku baru terbangun dari tidur siangku yang indah. Ku mendengar deru suara motor yang tak asing lagi bagi telingaku. Tak salah lagi itu Dharma. Bergegas ku bangun lalu menuju kamar mandi. Tak enak dong di lihat kalau aku belum mandi.

“ Angel, Angel di cari sama Dharma. “
“ Ya Ma, tunggu sebentar. Angel masih mandi.”

            Mama pun berlalu meninggalkan aku. Setelah selesai mandi, aku pun menghampiri Dharma di ruang tamu.

“ ada apa Dhar ? kok tumben sore-sore ke sini ?”

“ iya. Aku mau ngajak kamu jalan-jalan. Mau nggak ?”
“ kemana?”
“ adadech, masih rahasia dong. Mau ya, please!”

“ ntar dulu ya, ku minta izin dulu sama Mama.”
“ Iya.”

            Aku pun berlalu meninggalkan Dharma, dan mencari Mamaku.

“ Ma, Angel mau pergi sama Dharma ya.”

“ Kemana sayang ?”
“ nggak tahu nich Ma, Dharmanya nggak mau bilang sama Angel.”
“IYa, tapi hati-hati ya dan jangan sampai malam OK.”
“ Iya ma, Angel pergi dulu ya.”

            Setelah pamitan sama Mama aku langsung berangkat  sama Dharma. Kami pun berjalan kaki menyusuri trotoar di pinggir jalan.

“ Dhar, masih jauh ya ?”
“ Nggak kok Ngel, udahdekat. Kenapa ? Kamu capek ya ?”
“ NGgak kok. Cuma penasarn aja aku Dhar”
“Oh, iya-iya ntar lagi nyampek kok.”

Beberapa menit kemudian, Dharma pun berhenti di depan sebuah bangunan yang tak pernah ku  lihat. Ya karena memang aku tidak pernah lewat jalan ini.

“ Di mana kita Dhar ?”
“ ya ntar aja kamu tahu kok. Yuk masuk!”
            tanpa menjawab ajakan Dharma. Aku mengikuti langkah kakinya memasuki bangunan itu.

“ Wow, keren. Ini tempat pembuatan ogoh-ogoh ya?”
“iya-iya. Kamu senang nggak ?”
“ senang banget Dhar. Coba ku bisa punya salah satu ogoh-ogoh ini!”, ucapku sambil memegang salah satu ogoh-ogoh.

“ Yuk ikut aku ke belakang.”

            Dharma pun menarik tanganku, sehingga mau tidak mau aku harus mengikuti dia.

“ wow, di sini indah banget Dhar.”

“ Iya dong. Ngel aku mau bilang sesuatu sama kamu.”

“ Iyaa Dhar bilang aja. Aku siap mendengrkan.”

“ Tapi kamu jangankaget ya ?”
            Aku pun menanggukkan kepalaku. Dharma memegang tanganku, lalu dia mendekati wajahku dan dia pun membisikkan sesuatu.

“ Ku suka sama kamu NGel.”

            Ku punterdiam, tak bisa ku menjawab ucapan Dharma.

“ Angel, kok diam. Ada yang salah ya ?”
“ nggak kok. Cuma aku bingung mesti bilang apa.”
“ ya udah. Kalau aku boleh tahu, gimana perasaan kamu ke aku ?”
“ Jujur, ku juga suka sama kamu. Ku kira kamu nggak akan balas perasaan aku.”

“ berarti……”, Dharma tak melanjutkan kata-katanya. Dia mengambil sesuatu.

“ Mau nggak kamu jadi pacar aku Ngel ?”
“ Gimana ya ?”
            Dharma hanya bisa mengernyitkan kening. Selang beberapa menit waktu berlalu, Dharma pun mengulang pertanyaannya.

“ Ngel mau nggak qm jadi pacarku ?”
“ IYa, aku mau Dhar.”
            Dharma pu memelukku.

“ Ngel makasi ya, ku harap hubungan kita nggak akan berkhir. Dan ku harap kamu akan jadi Little Angel di hatiku. “

“ iya Dhar, kok kamu tahu nama aku?”
“ ya dari absen kita di kelas. Dan ini, hany miniature ogoh-ogoh ini yang bisa ku serahkan padamu. Sebagai tanda sayang ku padamu. Mungkin ini nggak bearti apa-apa bagimu Ngel!”
“ Iya, kan ku jaga miniature ini sebagaimana ku menjaga perasaanku padamu dhar.”

            Dharma hanya tersenyum, kami pun pulang ke rumahku. Tak pernah ku bayangkan kalau perasaanku terbalaskan. Ini akan menjadi kisah yang menyenangkan.

                                        By:

Ni Luh Dea Elsa Anggreni